Perbedaan Open Source dan Close Source ERP

Perkembangan perangkat lunak dari hari ke hari kian pesat. Hal ini terbukti dengan adanya 2 aneka software yang bisa membantu kegiatan sehari-hari. Secara garis besar, software terbagi atas 2 jenis, yaitu: open source dan close source. Demikian pula halnya dengan software ERP (Enterprise Resource Planning).

ERP sendiri adalah perangkat lunak yang mampu menyederhanakan proses bisnis di berbagai jenis perusahaan melalui otomatisasi dan integrasi data serta informasi antar departemen. ERP open source dapat dikembangkan oleh komunitas pengembang, sedangkan ERP close source dikembangkan oleh perusahaan yang memproduksi ERP itu sendiri.


Apa Itu Open Source ERP?

Open Source adalah jenis perangkat lunak yang memungkinkan penggunanya untuk menyalin, memodifikasi, atau bahkan menghapus bagian dari kode di bawah kebijaksanaan mereka sendiri. Dalam hal ini, pengguna tidak hanya diberikan akses penuh atas software tersebut, tetapi juga keleluasaan untuk mengembangkannya secara bebas.

Pengguna perangkat lunak ini juga dapat menggunakan dan memodifiaksi fungsi yang tersedia dengan bebas tanpa konsekuensi atau biaya tambahan. Dengan demikian, pengguna dapat menghemat biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perangkat lunak.

Dengan demikian, open source ERP adalah perangkat lunak ERP yang dapat dikustomisasi dengan bebas tanpa biaya tambahan. Hal ini tentu membantu kelancaran proses bisnis perusahaan.


Sejarah Open Source

Istilah open source pertama kali diperkenalkan oleh Eric S. Raymond, Christine Peterson, Todd Anderson, Larry Agustin, Jon Hall, dan Sam Ockman yang dipimpin oleh Richard Stallman pada tahun 1998. Open source mulai populer di seluruh dunia pada tahun 2004 dengan munculnya sistem operasi Linux yang dapat diunduh secara gratis. Meskipun awalnya dianggap aneh oleh masyarakat, open source akhirnya menjadi sebuah fenomena besar di dunia teknologi.

Sumber kode atau source code adalah inti dari perangkat lunak open source dan dapat dimodifikasi atau diperbaiki oleh siapa saja. Namun, jika pengembang ingin mempertahankan hak cipta, mereka harus mendaftarkan hak cipta tersebut sehingga setiap orang yang menggunakan perangkat lunak tersebut harus membeli lisensi terlebih dahulu. Perlu dicatat bahwa open source merupakan syarat bagi suatu perangkat lunak dikatakan gratis atau free software, tetapi perangkat lunak gratis (freeware) belum tentu open source.

Awalnya, para administrator jaringan di CNRG ITB memilih FreeBSD sebagai sistem operasi server untuk keamanan jaringan. Namun, mereka kemudian lebih menyukai sistem operasi Mac OS berbasis BSD.

Budaya hacker mulai berkembang pada tahun 1960-1970an di laboratorium komputer universitas Amerika seperti Stanford University, University of California Berkeley, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT). Perkembangan ini mendorong tukar-menukar kode program di antara komunitas pemrograman dan hasil modifikasi akan disebarkan ke dalam komunitas tersebut.

Richard Stallman mempelopori perkembangan tersebut di banyak aplikasi computer DEC PDP-10. Namun, komunitas hacker dibubarkan karena pemberhentian DEC PDP-10 dan pengganti PDP-10 seperti VAX dan 68020 memiliki sistem operasi mandiri dan perangkat lunak yang tidak bebas.

Setiap orang yang ingin menggunakannya harus menandatangani perjanjian kerahasiaan untuk mendapatkan akses ke aplikasi. Hal ini mendorong Richard Stallman keluar dari MIT pada Januari 1984 dan membangun organisasi nirlaba Free Software Foundation (FSF) pada tahun 1985.

FSF berhasil mengembangkan berbagai perangkat lunak seperti pengompilasi C, debugger, editor teks, dan lain-lain yang dikenal sebagai perangkat lunak GNU. Pada tahun 1991, sistem operasi Linux dikembangkan oleh mahasiswa pasca sarjana Universitas Helsinki, Finlandia, yang kemudian dibahas oleh komunitasnya. Komunitas Linux berkembang pesat dan permintaan Linux semakin diminati di seluruh dunia. Hal inilah yang mendorong munculnya "open source" pada tahun 1998.


Bahasa Pemrograman Open Source

Untuk merancang suatu perangkat lunak yang berbasis open source, Anda perlu terlebih dahulu mengetahui bahasa pemrograman (programming language) yang berbasis open source, di antaranya :

PHP
PHP atau Hypertext Preprocessor adalah server side scripting programming language yang bersifat open source. Fungsinya utamanya adalah untuk pengembangan website, dan karena fleksibilitasnya yang tinggi, PHP juga bisa digunakan untuk membuat aplikasi komputer. Programming language ini bersifat open source, yang artinya pengguna bebas memodifikasi dan mengembangkan sesuai dengan kebutuhan.

Java
Java juga termasuk salah satu programming language terbaik yang pernah berjalan pada pengembang open source. Sejak kemunculannya di awal tahun 90-an, Java mempertahankan posisinya sebagai salah satu programming language yang paling populer.

Dengan paradigma The JVM (Java Virtual Machine), perangkat lunak apapun yang ditulis dengan bahasa ini akan berjalan di hampir setiap sistem. Dengan salah satu komunitas pengembang terbesar, Java menjadi pilihan utama para pengembang open source untuk membangun proyek revolusioner.

Python
Python adalah open source programming language yang terus memegang perannya di antara kontributor open source. Programming language ini sangat powerfull dan dapat digunakan dalam berbagai jenis proyek seperti pengembangan api, crawler, scraper, sistem backend, dan sebagainya.

Anda bahkan dapat mengembangkan aplikasi desktop yang kompleks menggunakan Python. Python kini banyak dimasukkan ke dalam kurikulum mesin dan analisis data, berkat sejumlah besar top-notch plugin dan library pihak ketiga seperti SciPY dan Panda yang sangat populer di dunia industri.


Kelebihan Open Source ERP


Ada beberapa kelebihan yang dapat dinikmati pada pengguna perangkat lunak ERP open source, di antaranya :

Mendapatkan fleksibilitas dan keleluasaan. Dengan software ini, pengguna memiliki kendali penuh atas source code (kode sumber), sehingga dapat melakukan modifikasi dan penyesuaian sesuai kebutuhan masing-masing.
Mendapatkan dukungan dari developer community (komunitas pengembang) open source software yang terbuka dan ramah. Komunitas ini tidak hanya membantu dalam pengembangan software, tetapi juga memberikan dukungan teknis secara gratis.
Biaya yang dibutuhkan tidak sebanyak saat hendak menggunakan software close source.

Kekurangan Open Source ERP


Selain kelebihan, perangkat lunak ERP open source juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan, di antaranya:

Dengan kebebasan untuk memodifikasi dan menyebarkan software tanpa biaya tambahan, maka keamanan dari perangkat lunak open source pun lebih rentan daripada yang close source. Tidak ada dukungan dari pihak pengembang utama, sedangkan panduan yang diberikan mungkin saja kurang bisa dimengerti oleh kaum awam. Dengan begitu, maka dukungan bergantung pada eksistensi komunitas pengembang.

Contoh Perangkat Lunak Open Source ERP


Jika Anda tertarik dengan open source ERP, berikut adalah beberapa contoh perangkat lunak open source ERP yang bisa Anda pilih :

Groow ERP


Groow ERP menawarkan rangkaian aplikasi terintegrasi yang dilengkapi dengan aneka modul untuk mengoptimalkan kinerja bisnis Anda. Groow memiliki banyak kelebihan seperti: integrasi yang kuat, tampilan antarmuka yang sederhana, mudah digunakan, dan mudah dikustomisasi. Selain itu, Groow ERP juga dapat terintegrasi dengan e-commerce dan digunakan melalui berbagai perangkat, mulai dari komputer, laptop, hingga smartphone.

Apache OFBiz
Apache OFBiz adalah sistem ERP open source yang matang dan terintegrasi dengan berbagai modul untuk memenuhi kebutuhan bisnis. ERP ini dapat disesuaikan dengan mudah dan diintegrasikan dengan infrastruktur dan proses bisnis yang sudah ada. Namun, software ini lebih cocok digunakan perusahaan menengah ke atas dengan tenaga IT internatl yang kuat.

Tryton
Tryton merupakan sistem ERP yang terbukti dapat meningkatkan efisiensi operasional bisnis. Terdapat berbagai modul yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Selain itu, sistem ini bersifat modular sehingga dapat mengurangi biaya pengembangan dan pemeliharaan sistem. Anda dapat mencoba demo online dan menginstalnya dengan mudah melalui Docker image atau unduh kode sumber dari repositori Mercurial proyek.


Apa Itu Close Source ERP?

Close source atau proprietary software adalah jenis perangkat lunak yang tidak gratis dan bersifat tertutup. Pengguna tidak memiliki hak untuk memodifikasi atau mendistribusikan kembali kode sumber perangkat lunak tersebut. Jenis perangkat lunak ini umumnya dimiliki oleh perusahaan atau individu yang mengandalkan kode sumbernya sebagai sumber penghasilan.

Dengan demikian, close source ERP adalah ERP yang hanya bisa dimodifikasi dan didistribusikan oleh pengembang utama. Jadi, kustomisasi ERP ini tidak sebebas dan semudah kustomisasi pada open source ERP.


Bahasa Pemrograman Close Source


Untuk merancang suatu perangkat lunak yang berbasis close source, Anda perlu terlebih dahulu mengetahui bahasa pemrograman yang berbasis close source, di antaranya:

Pascal
Pascal adalah bahasa pemrograman sederhana dan dasar yang ideal bagi pemula yang ingin mempelajari konsep dasar pemrograman. Bahasa ini sangat mudah dipelajari dan memiliki sintaks yang sederhana. Meskipun dianggap sebagai bahasa yang sederhana, Pascal dapat digunakan untuk membuat program dengan struktur yang kompleks dan memerlukan logika yang rumit. Pascal juga mendukung banyak jenis platform dan sistem operasi.

Visual Basic
Visual Basic adalah bahasa pemrograman komputer yang digunakan untuk membuat program berbasis Windows yang beragam, mulai dari yang sederhana hingga kompleks. Visual Basic mendukung berbagai jenis platform dan bahasa pemrograman lainnya. Meskipun dikenal sebagai bahasa pemrograman untuk membuat program Windows, namun bahasa ini juga dapat digunakan untuk membuat program dengan fitur yang kompleks.
Kelebihan Close Source ERP

Kelebihan close source ERP


Lebih aman karena hanya pengembang utama yang memiliki akses ke kode sumber. Hal ini dapat mencegah penggunaan tidak sah yang berbahaya. Selain itu, pengembang dapat memperbaiki bug dan masalah keamanan lebih cepat karena mereka tidak perlu menunggu orang lain untuk melihat kode sumber dan mengabari tentang masalah itu.
Pengembang dapat memperbaiki bug dan masalah kinerja dengan lebih cepat karena tidak tergantung pada kontribusi orang lain dan adanya dukungan teknis secara langsung dari pihak pengembang utama.

Kekurangan Close Source ERP

Selain kelebihan, berikut ini kekurangan dari close source ERP:

Karena kode sumber tidak tersedia untuk umum, maka pengguna tidak dapat memodifikasi atau menyesuaikan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini bisa menjadi masalah bagi perusahaan atau organisasi yang membutuhkan perangkat lunak yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis.
Pengguna tidak dapat melihat bagaimana perangkat lunak berfungsi di belakang layar. Ini bisa menjadi masalah bagi pengguna yang ingin memeriksa bagaimana perangkat lunak mengumpulkan dan mengelola datanya.

Contoh Perangkat Lunak Close Source

Beberapa contoh perangkat lunak close source ERP yang bisa Anda pilih antara lain:

Epicor
Epicor adalah perusahaan penyedia perangkat lunak untuk perencanaan sumber daya perusahaan (ERP), manajemen hubungan pelanggan (CRM), manajemen rantai pasokan (SCM), dan manajemen sumber daya manusia (HCM) untuk pelanggan bisnis. Epicor menawarkan perangkat lunak dalam dua model implementasi yaitu software as a service (SaaS) dan on-premise.

Oracle E-Business Suite
Oracle awalnya meluncurkan suite aplikasinya dengan perangkat lunak keuangan pada akhir 1980-an. Pada tahun 2009, penawaran itu diperluas untuk mencakup manajemen rantai pasokan, manajemen sumber daya manusia, manajemen gudang, manajemen hubungan pelanggan, layanan pusat panggilan, manajemen siklus hidup produk, dan banyak area lainnya. Baik ekspansi internal maupun akuisisi perusahaan lain telah sangat memperluas bisnis perangkat lunak aplikasi Oracle.

Sage X3
Sage X3 memiliki fitur-fitur yang lengkap dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Produk ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola rantai pasokan, produksi, distribusi, keuangan, dan manajemen proyek. Selain itu, Sage X3 juga menyediakan analisis data bisnis yang mendalam dan dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang lebih baik.


Perbedaan antara Open Source dan Close Source

Perbedaan antara open source ERP dan close source ERP terletak pada sumber kode yang digunakan oleh masing-masing perangkat lunak. Pada open source ERP, sumber kode terbuka dan dapat dimodifikasi oleh siapa saja sesuai kebutuhan bisnis. Sedangkan pada close source ERP, sumber kode tidak terbuka dan hanya dapat dimodifikasi oleh pengembang atau vendor.

Kelebihan open source ERP adalah fleksibilitas yang lebih besar karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis yang spesifik, biaya implementasi yang lebih rendah, dan terdapat komunitas pengguna yang aktif. Selain itu, open source ERP juga lebih aman karena memiliki banyak pengguna yang memeriksa sumber kode.

Sementara itu, kelebihan close source ERP adalah fitur yang lebih lengkap dan didukung oleh vendor atau pengembang yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam mengembangkan perangkat lunak tersebut. Vendor juga biasanya menyediakan dukungan dan layanan pelanggan yang lebih baik.

Namun, close source ERP memiliki kekurangan dalam hal biaya yang lebih tinggi karena memerlukan biaya lisensi dan implementasi yang mahal. Selain itu, close source ERP tidak memiliki fleksibilitas yang sama dengan open source ERP dalam hal modifikasi dan pengembangan.

Dalam memilih ERP, perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan bisnis, anggaran, dan sumber daya yang tersedia untuk implementasi dan dukungan. Jika perusahaan memiliki kebutuhan yang spesifik dan memiliki sumber daya yang cukup, maka open source ERP dapat menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika perusahaan membutuhkan fitur yang lengkap dan dukungan yang terjamin, maka close source ERP dapat menjadi pilihan yang lebih baik.


in ERP
Aplikasi Gudang: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya